a. Sebelum membaca Al Qur'an lafadzkan ta'awudz (Qs. 16:98-100)
b. Membacanya dengan tartil (Qs. 73:4)
c. Menyimak dengan penuh perhatian bila dibaca (Qs. 7:204)
d. Tidak tergesa-gesa dalam membacanya (Qs. 20:114)
e. Bershabar dalam membacanya sebab atas tanggungan Allah-lah pencerapan isinya (Qs. 75:16-17)
f. Membaca dengan penuh perhatian dan segera mengamalkannya dalam kehidupan (Qs. 73:4 75:17)
g. Menerima dan meyakininya sebagai "The Best" tanpa alternatif yang lain (Qs. 6.115)
h. Mempelajarinya dengan ukiran dan hati yang terbuka untuk menerima kebenaran yang dikandungnya, juga tidak bersempit dada saat menyerap pesan-pesan langit dan rahasia-rahasia ghaib yang muncul daripadanya dan langsung terkait dengan seluruh persoalan hidupnya (Qs. 7:2)
i. Tunduk dan patuh pada kepastian isinya, sebab menyimpang dari suatu yang pasti hanya akan berakibat bencana (Qs. 17:105-109 33:36 49:1 2:35 7:19-22 20:116-121)
Selain adab-adab diatas, Al Our'an lebih mengena jika dibaca ketika malam hari, karena suasana pada saat itu lebih berkesan dan khidmat. (Qs. 73:1-10 3:113 17:78-79 39:9 3:16-17)
Tilawah dapat diartikan sebagai "kegiatan membaca" Menurut Khurram Murad kata "mengikuti" (to follow) adalah kata yang paling dekat dengan arti dasar kata ini, membaca hanyalah arti kedua karena dalam membaca juga, kata yang satu mengikuti kata yang lain, jika saling terikat satu dengan yang lain dalam susunan yang teratur dan bermakna.
Karena itu menurutnya tilawah pada dasarnya berarti "bergerak maju", mengikuti urutan, pergi mengejar, mengambil sebagai pembimbing, pemimpin, model, menerima wewenang, mendukung penyebabnya, bertindak, mempraktekkan jalan hidup, memahami, mengikuti latihan berfikir - atau mengikuti membaca, memahami dan mengikuti (petunjuk) Al Our'an - adalah tugas mereka yang mengaku beriman kepada Al Our'an.
Tilawah adalah kegiatan membaca dengan mengikutsertakan semua jiwa, hati, pikiran, lidah dan anggota badan. Pada saat membaca Al Our'an, jiwa dan raga, alasan dan perasaan melebur menjadi satu. Sementara lidah membaca dan kata-kata keluar dari bibir, fikiran mempertimbangkan, hati merenungkan, jiwa meresapi dan air mata mengembang di pipi, hati tergetar, kulit dan hati melunak, dan tidak ada lagi perbedaan antara dualitas yang ada, bahkan bulu romapun ikut berdiri. Dengan demikian ia berjalan mengikuti cahaya Rabbnya. (Qs. 39:22-23)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.