Menurut Ibnu Katsir nasabnya adalah Shalih bin Ubaid bin Masih bin Ubaid bin Hajir bin Tsamud bin Abir bin Iram bin Sam bin Nuh. Usia Nabi Shalih 70 tahun, ia hidup sekitar 2150-2080 SM, dan di angkat menjadi nabi pada tahun 2100 SM. Nabi Shalih bertugas di Daerah al-Hijr (Mada'in Salih, antara Madinah dan Syria). Ia wafat di Mekah al-Mukarramah. Al Quran menyebut namanya sebanyak 10 kali.
Kaumnya mendapat sebutan Kaum Tsamud. Kaum Tsamud adalah nama salah satu kabilah yang masyhur. Dinamakan Tsamud karena di ambil dari salah satu nenek moyang mereka yang bernama Tsamud, saudara Judais. Keduanya adalah anak Abir bin Iram bin Sam bin Nuh. Mereka tergolong bangsa Arab Aribah yang tinggal di bebatuan antara Hijaz dan Tabuk. Rasulullah pernah melewati daerah tersebut ketika beliau dan kaum muslimin sedang menuju ke Tabuk. Mereka ada setelah kaum Aad. Mereka juga menyembah berhala sebagaimana yang dilakukan kaum Aad.
Lokasi tempat tinggal Kaum Tsamud dapat diketahui dari hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ketika Perang Tabuk tahun 630 M. Berkenaan perang ini, antara lain turun ayat Alquran Surah At-Taubah (9): 117-118. Tabuk saat ini provinsi di utara Arab Saudi dan di utara Arab Saudi terdapat Yordania. Tabuk berbatasan dengan Provinsi Madinah di selatan. Dalam Perang Tabuk, Rasulullah melintasi Al-Hijr sekitar 400 kilometer dari Madinah dan 500 kilometer dari Petra. Hijr atau Al-Hijr atau Hegra oleh Pemerintah Arab Saudi didaftarkan sebagai World Heritage dengan nama Al-Hijr Archaeological Site (Mada’in Salih).
Dikutip dari buku Tafsir Ibnu Katsir, Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia mengatakan ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam singgah bersama mereka di Hijr dekat bekas permukiman Kaum Tsamud, maka orang-orang mencari air dari sumur-sumur yang dahulu Kaum Tsamud meminumnya.
Hijr atau Al-Hijr atau Hegra oleh Pemerintah Arab Saudi didaftarkan sebagai World Heritage dengan nama Al-Hijr Archaeological Site (Mada’in Salih). Mada’in Salih merupakan bahasa Arab yang berarti Kota Salih. Al-Hijr diakui sebagai World Heritage oleh UNESCO pada 2008.
Al-Hijr sarat berbagai peninggalan arkeologi yang dibuat dengan cara memahat dinding batu. Peninggalan yang dapat disaksikan saat ini mirip yang terdapat di Petra. Selain itu, di daerah Al-Hijr yang kering ini ditemukan kota tempat tinggal yang dilengkapi dengan sumur sebagai sumber air dan oasis untuk kegiatan bercocok tanam.
Dengan mengacu pada hadits, maka Petra bukan tempat tinggal Kaum Tsamud. Kaum Tsamud tinggal di Al Hijr. Namun, peninggalan arkeologi yang dapat disaksikan saat ini di Al-Hijr sebagian besar merupakan peninggalan Bangsa Nabatea.
Wilayah Bangsa Nabatea mencakup Al-Hijr sebagai kota terbesar kedua setelah Petra. Dalam dokumen penominasian Al-Hijr sebagai Warisan Dunia, disebutkan Al-Hijr merupakan peninggalan peradaban Nabatea dari abad ke-1 SM sampai abad ke-1 M.
Patut diperhatikan, periode Nabi Saleh lebih tua dibandingkan Nabi Ibrahim dan nabi lainnya seperti Nabi Ismail, Nabi Ishaq, Nabi Yakub, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Nabi Ibrahim hidup pada peradaban Mesopotamia. Peradaban Mesopotamia tertua sekitar abad ke-40 SM atau 4000 SM. Sementara, peradaban Nabatea pada abad ke-1 M kurang lebih merupakan masa hidup Nabi Isa.
Al Quran menceritakan kisah perjuangan Nabi Shalih sebagai berikut:
73. dan (kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka shaleh. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, Maka biarkanlah Dia Makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih."
74. dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.
75. pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: "Tahukah kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi Rasul) oleh Tuhannya?". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh di utus untuk menyampaikannya".
76. orang-orang yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya Kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu".
77. kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka Berlaku angkuh terhadap perintah tuhan. dan mereka berkata: "Hai shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada Kami, jika (betul) kamu Termasuk orang-orang yang di utus (Allah)".
78. karena itu mereka ditimpa gempa, Maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.
79. Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat". (QS Al A’raf: 73-79)
Nabi Shalih AS di utus kepada kaum Tsamud, sebuah masyarakat dari kabilah yang terkenal kuat dan perkasa. Nabi Shalih menyeru kaumnya untuk hanya menyembah Allah SWT yang telah mencipta mereka, menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup mereka, mencipta binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mereka dan dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin. Allah Rab semesta alam itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.
Untuk menguatkan bukti kenabiannya, Allah memberikan mukjizat berupa unta yang keluar dari sebuah batu. Namun kesombongan kaum Tsamud membuat mereka nekad membunuh unta tersebut. Akhirnya datanglah janji Allah kepada kaum Tsamud, terjadi gempa bumi yang diiringi dengan suara keras yang mengguntur dan angin taufan yang memporak-porandakan perkampungan mereka, sehingga mereka menjadi seperti rumput-rumput kering. (Lihat QS. Huud: 67-68).
Kisah Nabi Shalih telah diceritakan dalamn 72 ayat dalam 11 surah seperti pada surah Al-A'raf, ayat 73 hingga 79. Selain itu, dikisahkan juga pada surah Hud ayat 61 hingga ayat 68, dan surah Al-Qamar ayat 23 hingga ayat 32.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.