Organisasi Politik Awal Abad XX



1. Sarekat Islam
Perjuangan politik umat Islam bangsa Indonesia dalam hal asal-usul dan pertumbuhannya diawali dan identik dengan asal usul dan pertumbuhan gerakan politik terbesar di Indonesia pada awal abad XX yaitu Sarekat Islam. 

Sarekat Islam merupakan transformasi dari organisasi Sarekat Dagang Islam. Sekalipun pengesahan badan hukum SI belum diizinkan pemerintah kolonial, 

Pada tanggal 10 September 1912 berkat keadaan politik dan sosial pada masa tersebut HOS Tjokroaminoto menghadap notaris B. ter Kuile di Solo untuk membuat Sarikat Islam sebagai Badan Hukum dengan Anggaran Dasar SI yang baru, kemudian mendapatkan pengakuan dan disahkan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 14 September 1912. 

OS Tjokroaminoto mengubah yuridiksi SDI lebih luas yang dulunya hanya mencakupi permasalahan ekonomi dan sosial. kearah politik dan Agama untuk menyumbangkan semangat perjuangan islam dalam semangat juang rakyat terhadap kolonialisme dan imperialisme pada masa tersebut. 
Pada tanggal 11 November 1912 Pimpinan SDI mengadakan kongres di Solo dan menghasilkan keputusan untuk mengganti SDI menjadi Sarekat Islam (SI).

Selanjutnya karena perkembangan politik dan sosial SI bermetamorfosis menjadi organisasi pergerakan yang telah beberapa kali berganti nama yaitu Central Sarekat Islam (disingkat CSI) tahun 1916, Partai Sarekat Islam (PSI) tahun 1920, Partai Sarekat Islam Hindia Timur (PSIHT) tahun 1923, Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) tahun 1929.

Sarekat Islam merupakan organisasi Islam pertama yang menyemai gagasan spektakuler tentang Politik Hijrah sebagai prinsip penegakan Islam, sekaligus menjadikan dirinya sebagai gerakan politik Islam yang menggunakan politik Hijrah sebagai strategi dasar dalam mencapai kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan sendiri bagi bangsa Indonesia.

Partai ini memusatkan perhatiannya secara eksklusif bagi orang-orang Indonesia, maka ia mendapatkan pengikut-pengikutnya dari semua kelas, baik di kota maupun di desa, pada pedagang muslim, para pekerja di kota-kota, para kiyai dan ulama, bahkan beberapa priyayi. Dan diatas segala-galanya petani ditarik ke dalam gerakan massa politik yang pertama dan terakhir di Indonesia pada zaman kolonial Belanda.

Sarekat Islam dipilih dalam awal pembahasan tentang gerakan politik Islam karena bukan saja SI merupakan organisasi politik pertama yang menyemai gagasan spektakuler tentang Politik Hijrah, namun SI juga menjadikan dirinya sebagai gerakan politik Islam yang berjuang menggunakan politik Hijrah sebagai strategi dasar dalam mendirikan pemerintahan sendiri bagi bangsa Indonesia.

Politik Hijrah adalah politik organisasi yang memusatkan langkah, strategi dan perencanaan organisasi untuk memperjuangkan wujudnya kemerdekaan bagi segenap umat Islam bangsa Indonesia, dengan tidak berkompromi dan bekerja sama dengan rezim politik yang tidak memihak kepada Islam.

Dalam tubuh organisasi Sarekat Islam, ide untuk mendirikan negara muslim di wilayah Nusantara disemai dan dirumuskan. Tokoh SI yaitu Cokroaminoto dan juga muridnya Kartosuwiryo sudah sejak tahun 1920-an memperjuangkan ide sebuah negara muslim dan pengertian mereka atas sebuah negara yang demikian itu adalah sebuah negara yang benar-benar menjalankan syari’at dan hukum Islam secara menyeluruh.

Jika dibanding dengan organisasi-organisasi Islam lainnya yang berdiri pada awal Abad XX, pada umumnya organisasi tersebut tidak memiliki program untuk kemerdekaan, kecuali beberapa tokoh-tokohnya yang secara individu aktif di SI. Bisa disebutkan mulai dari Muhammadiyah yang didirikan oleh Ahmad Dahlan tahun 1912, Nahdatul Ulama yang didirikan oleh KH Asyari, KH Hasyim dan KH Abdul Wahab tahun 1926, Persatuan Islam yang didirikan oleh H. Zamzam dan HM Yunus tahun 1920-an, atau lainnya, semua ormas tersebut tidak memiliki program untuk kemerdekaan. 

Kenyataannya, organisasi tersebut lebih dikenal karena saling berbantahan dalam masalah furu’ dan adat. Di satu pihak menamakan diri sebagai pembaharu, yaitu golongan yang ingin menghapus segala adat istiadat dan tata cara peribadatan yang tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, termasuk golongan ini adalah Muhammadiyah, Persis, Al Irsyad, dll. Segolongan lain berusaha mempertahankan adat istiadat serta nilai warisan lainnya yang sudah melembaga turun menurun, termasuk dalam kelompok ini adalah Nahdatul Ulama, Jami’at Khaer, dll. 

Hampir di setiap perdebatan antara kedua golongan ini selalu berakhir dengan tiada kesepakatan, karena masing-masing merasa mempunyai dalil yang qath’i, juga tidak adanya hakim yang dengan kekuasaannya sanggup memutuskan di antara golongan yang bersengketa tersebut. Tidak jarang pula pertentangan ini diakhiri dengan kekerasan lainnya.

Sarekat Islam merupakan organisasi Islam pertama yang menggagas kemerdekaan bagi Indonesia, sekaligus menyatakan bahwa kemerdekaan itu haruslah kemerdekaan yang berdasar Islam.

Sejak tahun 1916, Sarekat Islam telah menegaskan tuntutan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah  Belanda dalam Kongres Nasional I Sarekat Islam di Bandung.  Di tengah berkobarnya Perang Dunia I, kongres SI tersebut mengeluarkan tuntutan kepada Belanda untuk membentuk pemerintahan sendiri (Zelf Bestuur/Self Government). 

Dalam Kongres Luar Biasa SI di Surabaya pada 6-11 Oktober 1921 (NATICO CSI ke VI). Kongres SI memutuskan untuk menyempurnakan Keterangan Asas SI (beginsel verklaring), pada bagian keempat Keterangan Asas disebutkan, “Syahdan bagi keyakinan kaum Sarekat Islam, kemerdekaan rakyat Hindia ini yang sejatinya, yaitu yang sesungguhnya melepaskan segala rakyat dari perhambaan macam apapun juga, ialah dengan jalan kemerdekaan yang berasaskan keIslaman…”

2. Budi Utomo 
Budi Utomo (ejaan van Ophuijsen: Boedi Oetomo) adalah sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr.Soetomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908. 

Digagaskan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan tetapi tidak bersifat politik. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa. Saat ini tanggal berdirinya Budi Utomo, 20 Mei, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Pada hari Minggu, 20 Mei 1908, pada pukul sembilan pagi, bertempat di salah satu ruang belajar STOVIA, Soetomo menjelaskan gagasannya. Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa dan Tanah Air ada di tangan mereka. Maka lahirlah Boedi Oetomo. 

Namun, para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa kedokteran masih banyak, di samping harus berorganisasi. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa "kaum tua" yang harus memimpin Budi Utomo, sedangkan para pemuda sendiri akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu.

Sepuluh tahun pertama Budi Utomo mengalami beberapa kali pergantian pemimpin organisasi. Kebanyakan memang para pemimpin berasal kalangan "priayi" atau para bangsawan dari kalangan keraton, seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo, mantan Bupati Karanganyar, dan Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman.

3. Perhimpunan Indonesa
Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi bernama Indische Vreeniging. Organisasi tersebut dipelopori oleh Sultan Kasayangan Soripada dan RM Suroto. Beberapa mahasiswa yang terlibat dalam organisasi tersebut adalah R. Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman Wediodipuro (Wediodiningrat) dan Brentel.

Tujuan dibentuknya organisasi tersebut adalah Indonesia Merdeka, memperoleh suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada seluruh rakyat. Kedatangan dua tokoh dari Indische Partij seperti Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat sangat berpengaruh dalam perkembangan organisasi Indische Vereeniging.

4. Indische Partij (Partai Hindia) 
Indische Partij adalah partai politik pertama di Hindia Belanda, berdiri tanggal 25 Desember 1912. Didirikan oleh tiga serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hadjar Dewantara yang merupakan organisasi orang-orang Indonesia dan Eropa di Indonesia. 

Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi (diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda dengan orang Indonesia. Indische Partij sebagai organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama orang Indonesia dan bumi putera. Hal ini disadari benar karena jumlah orang Indonesia sangat sedikit, maka diperlukan kerja sama dengan orang bumi putera agar kedudukan organisasinya makin bertambah kuat.

Indische Partij melakukan beberapa usaha agar terjadi kerjasama antara orang Indo dan Bumiputera. Usaha tersebut diantaranya:
a. Menyerap cita-cita nasional Hindia (Indonesia)
b. Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, baik dalam bidang pemerintahan maupun kemasyarakatan
c. Memberantas berbagai usaha yang mengakibatkan kebencian antaragama
d. Memperbesar pengaruh pro-Hindia di pemerintahan
e. Berusaha mendapatkan hak bagi semua orang Hindia
f. Dalam pengajaran, harus bertujuan bagi kepentingan ekonomi Hindia dan memperkuat ekonomi mereka yang lemah.

Indische Partij, yang berdasarkan golongan Indo yang makmur, merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia.

Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913, penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan. Alasan penolakkannya adalah karena organisasi ini dianggap oleh kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.

5. Organisasi Komunis 
Partai Komunis Indonesia atau lebih dikenal dengan PKI ini berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya PKI tidak lepas dari dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama beberapa temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker dan P. Bergsma mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Beberapa tokoh  Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain.

PKI terus berupaya mendapatkan dalam kehidupan masyarakat. Salah satu upaya yang ditempuh adalah melakukan infiltrasi terhadap Sarekat Islam. Organisasi PKI semakin kuat ketika bulan Februari tahun 1923 yang mena Darsono kembali ke Moskow dan ditambah dengan beberapa tokoh seperti Alimin dan Musso yang menjadikan peranan politik PKI semakin luas.

Pada tanggal 13 November 1926, PKI melakukan pemberontakan ke beberapa daerah di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Akan tetapi pemberontakan tersebut bisa dibilang sia-sia, karena PKI telah mengorbankan ribuan orang yang terkena hasutan untuk ikut dalam pemberontakan tersebut. Walaupun PKI telah dinyatakan sebagai organisasi terlarang, tetapi secara ilegal mereka masih melakukan kegiatan politik bahkan pemberontakan.

Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk tetap melanjutkan perjuangan aksi revolusioner di Indonesia. Peristiwa pemberontakan PKI yang paling dikenal sampai sekarang adalah G30S/PKI. 

6. Partai Nasional Indonesia
Partai Nasional Indonesia atau dikenal juga PNI adalah partai politik tertua di Indonesia. Partai ini didirikan pada 4 Juli 1927 dengan nama Perserikatan Nasional Indonesia dengan ketuanya pada saat itu adalah Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr. Iskaq Tjokrohadisuryo, dan Mr. Sunaryo. Selain itu para pelajar yang tergabung dalam Algemeene Studie Club (ASC) yang diketuai oleh Ir. Soekarno turut pula bergabung dengan partai ini. tahun 1928 berganti nama dari Perserikatan Nasional Indonesia menjadi Partai Nasional Indonesia. 

PNI dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan kemerdekaan sehingga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan pada tanggal 24 Desember 1929. Penangkapan baru dilakukan pada tanggal 29 Desember 1929 terhadap tokoh-tokoh PNI di Yogyakarta seperti Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepriadinata dan Maskun Sumadiredja. 1930. Pengadilan para tokoh yang ditangkap ini dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930. Setelah diadili di pengadilan Belanda maka para tokoh ini dimasukkan dalam penjara Sukamiskin, Bandung.

tulisan ini berasal dari banyak sumber dan sedang dalam perbaikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.