Adapun menjama’ sholat artinya adalah menggabungkan dua sholat fardhu pada satu waktu. Menjama’ sholat dilakukan dengan cara menggabungkan sholat zhuhur dan ashar atau sholat magrib dan isya, baik dengan taqdim (di awal waktu) maupun ta’khir (di akhir waktu).
Rasulullah SAW menjama’ sholat dalam perjalanan, ketika perang, ketika hujan, bahkan pernah tanpa alasan uzur apapun, dengan maksud untuk tidak memberatkan ummatnya.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ارْتَحَلَ قَبْلَ أَنْ تَزِيغَ الشَّمْسُ أَخَّرَ الظُّهْرَ إِلَى وَقْتِ الْعَصْرِ ثُمَّ نَزَلَ فَجَمَعَ بَيْنَهُمَا فَإِنْ زَاغَتْ الشَّمْسُ قَبْلَ أَنْ يَرْتَحِلَ صَلَّى الظُّهْرَ ثُمَّ رَكِبَ
Dari Anas bin Malik katanya, Dahulu Rasulullah SAW jika melakukan safar (perjalanan) sebelum matahari miring, maka beliau mengakhirkan shalat zhuhur hingga waktu ashar, kemudian singgah dan beliau jamak antara keduanya. Namun jika melakukan perjalanan dan matahari telah miring, beliau lakukan shalat zhuhur terlebih dahulu kemudian beliau naik kendarannya. (HR Muslim)
وَعَنْ مُعَاذٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: ( خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اَللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ، فَكَانَ يُصَلِّي اَلظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا, وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Muadz Ra berkata, “Kami pernah pergi bersama Rasulullah SAW dalam perang Tabuk. Beliau Sholat Dhuhur dan Ashar dengan jamak serta Maghrib dan Isya' dengan jamak”. (HR Muslim)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ والْعَصْرَ جَمِيْعًاوَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيْعًافِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلاَسَفَرٍ.
Dari Ibnu Abbas katanya; Rasulullah SAW pernah shalat zhuhur dan ashar semuanya, dan antara Maghrib dan Isya' semuanya bukan karena ketakutan dan tidak pula ketika safar." (HR Muslim)
Berkata Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah:
الجَْمْعُ بَيْنَ الصَّلاَتَيْنِ فِي السَّفَرِ فِي وَقْتِ إِحْدَاهُمَا جَائِزٌ فِي قَوْلِ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ لَا فَرَقَ بَيْنَ كَوْنِهِ نَازَلًا أَوْ سَائِرً
“Menjamak dua shalat dalam perjalanan, pada waktu salah satu dari dua shalat itu, adalah boleh menurut mayoritas para ulama, sama saja baik ketika dalam perjalanannya atau ketika turun (berhenti).”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.