Dalam doa tersebut dijelaskan bahwa ketika kita berdoa kepada Allah untuk menunjuki jalan yang lurus, maka yang disebut dengan jalan lurus itu adalah jalannya orang-orang yang pernah mendapat nikmat dari Allah. Pertanyaannya adalah siapa orang-orang yang pernah mendapat nikmat dari Allah itu ? Maka tentu jawabannya adalah seluruh kaum muslimin yang mendapat nikmat dari Allah, khususnya nikmat islam dan Iman.
Mereka inilah yang kita kenal dengan para Nabi dan Rasul, para shiddiqin, para syuhada' dan para shalilihin. Dalam jumlah yang masif, generasi an'amta 'alayhim merujuk kepada generasi sahabat Rasulullah SAW, merekalah yang dikenal dengan generasi Qurani yang unik (jaylul qurnail farid).
Para sahabat adalah mereka yang pernah mendapat pembinaan langsung dari Rasulullah SAW. Membaca sejarah para sahabat seolah-olah seperti memasuki dunia yang berbeda, dunia yang sendu sekaligus dunia yang penuh dengan suasana-suasana perjuangan menegakkan risalah. Seperti tidak pernah bosan membaca sejarah mereka, apalagi jika kemudian diceritakan kembali kepada keluarga di rumah, suasana rumah seperti suasana keluarga para sahabat rasulullah SAW. Ya Allah jadikanlah keluarga kami ini seperti keluarga para sahabat Rasulullah yang penuh dengan hidayah dari-Mu ya Allah.
Al Quran menceritakan keunggulan dan kedudukan mereka dalam Islam.
وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (١٠٠)
Mari kita mulai dari 10 (sepuluh) orang sahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah SAW. Dari Sa’id bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada sepuluh orang yang dijamin masuk surga: Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman, ‘Ali, Az-Zubair, Thalhah, ‘Abdurrahman (bin ‘Auf), Abu Ubaidah (bin Al-Jarrah), dan Sa’ad (bin Abi Waqqash).”
Anak Sa’id berkata, “Kalau dihitung mereka tadi ada sembilan, lantas tidak disebutkan yang kesepuluh.” Orang-orang berkata, “Kami berdoa kepada Allah, wahai Abul A’war siapakah yang termasuk yang kesepuluh.” Sa’id (bin Zaid) berkata, “Kalian mohon berdoa kepada Allah untukku semoga termasuk yang kesepuluh tersebut yang berada di surga.” Abu ‘Isa berkata, “Abul A’war itu adalah Sa’id bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail. Aku mendengar Muhammad sedang berkata bahwa hadits ini lebih sahih dari hadits pertama.” (HR. Tirmidzi, no. 3748. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَبُو بَكْرٍ فِى الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِى الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِى الْجَنَّةِ وَعَلِىٌّ فِى الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِى الْجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِى الْجَنَّةِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِى الْجَنَّةِ وَسَعْدٌ فِى الْجَنَّةِ وَسَعِيدٌ فِى الْجَنَّةِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِى الْجَنَّةِ
“Abu Bakar di surga, ‘Umar di surga, ‘Utsman di surga, ‘Ali di surga, Thalhah di surga, Az-Zubair di surga, ‘Abdurrahman bin ‘Auf di surga, Sa’ad (bin Abi Waqqash) di surga, Sa’id (bin Zaid) di surga, Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah di surga.” (HR. Tirmidzi, no. 3747 dan Ahmad, 1:193. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).
Selain sepuluh sahabat tersebut, ada buku yang sangat menarik membahas kisah sahabat berdasar kisah yang disebutkan di dalam Al Quran sendiri, yaitu buku karangan Dr. Abdurrahman Umairah berjudul Rijalun wa Nisaaun Anzalallahu fiihim Quranan,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.