Ikrimah Bin Abi Jahal "Menjadi Mukmin sekalipun ayahnya Kafir"


“Ikrimah Akan Datang kepada Kalian Sebagai Orang yang Beriman & Berhijrah, Janganlah Kalian Mencerca Ayahnya! Sebab Mencerca Orang yang Sudah Mati Akan Menyakiti Orang yang Masih Hidup Padahal Cercaan Itu Tidak Sampai Kepada Si Mayit.”  (Muhammad Rasulullah) 

Selamat datang kepada Sang Penunggang yang Berhijrah! Saat usianya sudah memasuki kepala 3 dan saat Nabi mulai melakukan dakwah kebenarannya dengan terang-terangan. Saat itu, ia adalah salah seorang anggota suku Quraisy yang terpandang nasabnya, dan yang paling banyak harta. Sepantasnya ia memeluk Islam sebagaimana para sahabatnya seperti Sa’d bin Abi Waqash, Mus’ab bin Umair dan lainnya yang termasuk anak-anak orang terpandang di Mekkah. 

Lalu siapakah ayahnya, kalau engkau mengetahuinya? Dia adalah tokoh Mekkah yang paling bengis, pemimpin tindakan kemusyrikan nomer 1, sosok penyiksa yang dengan ulahnya Allah mencoba keimanan kaum mukminin dan ternyata mereka tegar menghadapinya. Lewat makarnya, Allah menguji kesetiaan kaum mukminin dan ternyata mereka benar-benar setia. 

Dialah Abu Jahl! Itulah ayahnya. Sedangkan Ikrimah bin Abu Jahl Al Makhzumy adalah seorang di antara beberapa suku Quraisy yang pemberani dan salah seorang tokoh penunggang kuda yang terpandang. 
    
Ikrimah bin Abu Jahl merasa harus menuruti kepemimpinan ayahnya untuk memusuhi Muhammad Saw; sehingga ia sendiri begitu benci kepada Rasul Saw. Ia juga menyiksa para sahabat Beliau dengan kejam. Ia melakukan penyiksaan kepada Islam dan kaum muslimin sehingga membuat ayahnya senang. 

Begitu ayahnya memimpin pasukan musyrikin dalam perang Badar, ia bersumpah dengan Lata dan Uzza bahwa ia tidak akan kembali ke Mekkah kecuali bila Muhammad sudah kalah. Ia sempat menginap di Badr selama 3 hari dan menyembelih unta, meminum khamr dan menikmati musik yang dimainkan oleh para pemainnya. 

Saat Abu Jahl memimpin peperangan ini, Ikrimah anaknya menjadi pegangannya tempat ia bersandar dan menjadi tangannya di mana ia menggenggam. Akan tetapi Lata dan Uzza tidak menjawab seruan Abu Jahl karena keduanya tidak bisa mendengar. Keduanya tidak bisa menolong Abu Jahl karena mereka tidak mampu melakukan apapun. 

Akhirnya Abu Jahl mati di Badr dan anaknya Ikrimah menyaksikan peristiwa tersebut dengan kedua matanya. Tombak-tombak kaum muslimin menghisap darahnya. Ikrimah juga mendengar dengan kedua telinganya saat Abu Jahl melepaskan nafas terakhirnya yang membuat kedua bibirnya menganga. 
     
Ikrimah kembali ke Mekkah setelah ia meninggalkan jasad pemimpin bangsa Quraisy tadi di Badr. Kekalahan telah membuatnya gentar sehingga tidak dapat membawa jasad ayahnya kembali ke Mekkah. Ia lebih memilih membiarkan jasad ayahnya tertinggal sehingga di buang oleh kaum muslimin di sebuah tempat bernama Al Qalib bersama dengan puluhan korban dari pihak kaum musyrikin. Kaum muslimin lalu menguruk mereka dengan pasir. 

Al qalib adalah sebuah sumur tempat dibuangnya bangkai kaum musyrikin korban perang Badr 
    
Sejak hari itu, Ikrimah bin Abi Jahl memiliki pandangan lain tentang Islam. Ia begitu benci kepada Islam karena dendam atas pembunuhan ayahnya; dan hari ini ia akan membalaskan dendamnya.  Oleh karenanya, ikrimah dan beberapa orang yang ayahnya terbunuh pada perang Badr menyalakan api permusuhan di dada kaum musyrikin untuk melawan Muhammad Saw. Mereka juga menyulut kobaran amarah di hati suku Quraisy yang kehilangan anggota keluarganya saat perang Badr. Sehingga usaha mereka menyulut terjadi perang Uhud. 
    
Ikrimah bin Abu Jahl berangkat menuju perang Uhud bersama istrinya yang bernama Ummu Hakim agar ia beserta para wanita lain yang kehilangan keluarganya saat perang Badr berdiri di belakang pasukan kaum pria. Para wanita tadi bertugas memukulkan genderang untuk memberi semangat kepada kaum Quraisy untuk meneruskan peperangan,  dan memberikan semangat kepada pasukan berkuda agar tidak lari dari medan laga. 
     
Bangsa Quraisy kali ini di pimpin oleh pasukan berkuda di bawah komando Khalid bin Walid, dan pasukan infantry di bawah komando Ikrimah bin Abu Jahl. Kedua komandan kaum musyrikin tadi telah berhasil membuat kemenangan di pihak mereka atas Muhammad dan para 
sahabatnya. Kaum musyrikin saat itu telah membuktikan kemenangan yang besar, sehingga Abu Sufyan berseru: “Inilah balasan dari perang Badr!” 
    
Pada perang Khandaq, kaum musyrikin mengepung kota Madinah beberapa hari lamanya sehingga habislah kesabaran Ikrimah bin Abi Jahl. Ia begitu gemas dengan pengepungan ini. Ia melihat ke sebuah tempat yang sempit di dalam parit. Ia memaksakan kudanya untuk masuk ke dalamnya sehingga ia dapat menerobos. Kemudian di belakangnya menyusul ikut menerobos serombongan orang yang sedang berpetualang dan menjadi salah satu korbannya adalah Amr bin Abdu Wuddin Al Amiry. Amr bin Abdu Wuddin Al Amiry Al Qurasy adalah salah seorang penunggang kuda terkenal di masa jahiliyah. Begitu ia menerobos Khandaq, ia dihalau oleh Ali bin Abi Thalib hingga akhirnya tewas terbunuh
    
Pada hari penaklukkan kota Mekkah, kaum Quraisy berpendapat bahwa mereka tidak mampu melawan Muhammad dan para sahabatnya. Mereka memutuskan untuk membiarkan Muhammad datang ke Mekkah. Mereka menderita akibat keputusan yang mereka ambil setelah mereka tahu bahwa Rasulullah Saw memerintahkan para panglima muslimin untuk tidak memerangi penduduk Mekkah kecuali bila para penduduknya melakukan penyerangan. 
     
Akan tetapi Ikrimah bin Abu Jahl dan beberapa orang lainnya tidak sepakat dengan keputusan kaum Quraisy ini. Mereka berani untuk menghadapi pasukan yang besar ini. Maka Khalid bin Walid menyerang kaum muslimin dalam sebuah perang kecil di mana terbunuh beberapa orang dari mereka. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk melarikan diri selagi memungkinkan. Salah seorang dari mereka yang berhasil lolos adalah Ikrimah bin Abu Jahal. 
    
Ketika itu Ikrimah merasa menyesal. Mekkah kini sudah tunduk dihadapan kaum muslimin. Rasulullah Saw telah memaafkan segala kesalahan kaum Quraisy yang pernah mereka lakukan kepada Beliau dan para sahabatnya. Akan tetapi ada beberapa nama yang tidak Rasul Saw maafkan. Rasul memerintahkan para sahabatnya untuk membunuh nama-nama ini, meskipun mereka mendapatinya sedang berada di bawah tembok Ka’bah. Salah seorang dari nama yang dicari oleh kaum muslimin tadi adalah Ikrimah bin Abu Jahl. Oleh karenanya, ia menyusup dengan sembunyi-sembunyi untuk keluar dari Mekkah, dan ia hendak pergi melarikan diri ke Yaman, karena ia tidak menemukan ada tempat perlindungan lain baginya kecuali di sana. 
    
Saat itu Ummu Hakim istri Ikrimah bin Abu Jahl dan Hindun bin Utbah datang ke rumah Rasulullah Saw diiringi dengan sepuluh wanita lainnya untuk menyatakan sumpah setia kepada Nabi Saw. Mereka semua masuk ke dalam rumah Nabi Saw. Saat itu Rasul Saw sedang ditemani oleh dua istrinya dan anaknya yang bernama Fathimah38 dan beberapa wanita dari Bani Abdul Muthalib. 

Hindun binti Utbah  adalah istri Abu Sufyan dan ia adalah ibu dari Muawiyah ra.

Maka berbicaralah Hindun yang pada kesempatan itu ia mengenakan niqab39: “Ya Rasulullah, segala puji bagi Allah yang telah memenangkan agama yang dipilih-Nya. Dan aku berharap engkau dapat memperlakukan aku dengan baik karena adanya hubungan kerabat di antara kita. Aku kini adalah wanita yang beriman dan membenarkan ajaran agama ini.” Lalu ia membuka niqab dari wajahnya,lalu berkata: “Saya adalah Hindun binti Utbah, Ya Rasulullah!” 

Maksud Hindun yang pada kesempatan itu ia mengenakan niqab adalah Maksudnya ia mengenakan niqab karena merasa malu kepada Rasulullah  karena telah membunuh paman Nabi Saw yang bernama Hamzah bin Abdul Muthalib pada perang Uhud

Maka Rasulullah Saw menjawabnya: “Selamat datang kepadamu!” Hindun meneruskan: “Demi Allah ya Rasulullah, tidak ada satupun di muka bumi ini rumah yang lebih aku sukai untuk merendahkan diri kecuali rumahmu ini. Dan aku tidak ingin rumahku dan semua rumah di muka bumi ini lebih mulia dari rumahmu.” 

Lalu Rasulullah Saw bersabda: “Ada lagi yang mau menambahkan?” Lalu berdirilah Ummu Hakim istri Ikrimah bin Abu Jahl yang telah masuk Islam. Ia berkata: “Ya Rasulullah Saw, Ikrimah telah lari darimu menuju Yaman karena merasa takut akan kau bunuh. Berilah rasa aman baginya! Semoga Allah memberikan keamanan kepadamu.” Lalu Rasulullah Saw menjawab: “Dia sekarang sudah aman.” 

Lalu Ummu Hakim keluar dari rumah Rasulullah setelah mengajukan permintaannya. Saat itu ia sedang didampingi oleh seorang budaknya yang berasal dari bangsa Romawi. Begitu keduanya sedang berjalan cepat, lalu budaknya mencoba untuk menggoda Ummu Hakim. Maka Ummu Hakim berusaha untuk mengulur-ulur waktu dan menjanjikannya di tempat lain. Sehingga ia sampai di sebuah perkampungan bangsa Arab. Sesampainya di sana, Ummu Hakim meminta pertolongan suku tersebut dari kejahatan budaknya, maka suku tersebut mengikat budak Romawi tadi dan menawannya bersama mereka.  

Ummu Hakim meneruskan perjalanannya sehingga ia berjumpa dengan Ikrimah di tepi pantai di daerah Tihamah40. Saat itu Ikrimah sedang berbicara dengan seorang nelayan muslim di atas perahunya. Nelayan itu berkata kepada Ikrimah: “Menyerahlah, sehingga aku dapat membawamu turut serta!” Ikrimah bertanya: “Bagaimana aku melakukannya?” Nelayan menjawab: “Ucapkan bahwa aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Ikrimah menjawab: “Aku kabur ke sini karena kalimat itu!” 

Tihamah adalah sebuah pantai di jazirah Arab yang sejajar dengan Laut Merah, terletak diantara Laut Merah dan Pegunungan Sarah 

Selagi mereka meneruskan pembicaraan, maka datanglah Ummu Hakim menemui Ikrimah, lalu ia berkata: “Wahai sepupuku. Aku baru saja datang dari manusia yag paling baik, berbudi dan paling bijak. Aku baru saja datang dari Muhammad bin Abdullah. Aku telah meminta jaminan keamanan bagimu darinya. Dan ia telah memberikan jaminan keamanan bagimu. Maka janganlah engkau menyusahkan dirimu lagi!” Ikrimah bertanya: “Engkau berbicara dengannya?” Ummu Hakim menjawab: “Benar. Aku telah berbicara dengannya dan ia memberikan jaminan keamanan bagimu.” 

Ummu Hakim terus-menerus meyakinkan dan membuat tenang Ikrimah sehingga ia mau turut ikut bersama Ummu Hakim. Kemudian di tengah jalan Ummu Hakim menceritakan kepada Ikrimah kisah budaknya yang berbangsa Romawi dan apa yang telah ia lakukan kepada Ummu Hakim. Mendengar itu Ikrimah mendatanginya lalu membunuhnya sebelum ia masuk Islam. 

Begitu keduanya singgah di suatu tempat, Ikrimah merasa berhasrat kepada istrinya dan ia ingin melakukan hubungan biologis dengannya. Maka Ummu Hakim menolaknya dengan keras seraya berkata: “Saya kini sudah menjadi muslimah dan engkau masih musyrik.” 

Maka Ikrimah merasa heran dan berkata: “Sesuatu yang menghalangiku untuk menggaulimu pasti adalah hal yang besar!” Begitu Ikrimah mulai memasuki kota Mekkah, Rasulullah Saw bersabda kepada para sahabatnya: “Sebentar lagi akan datang kepada kalian Ikrimah bin Abu Jahl sebagai seorang mukmin yang berhijrah. Janganlah kalian mencerca ayahnya; Sebab mencerca orang yang sudah mati akan melukai orang yang masih hidup padahal cercaan itu tidak berarti apa-apa bagi si mayit.” 

Tidak lama berselang maka tibalah Ikrimah dan istrinya ke tempat di mana Rasulullah Saw duduk. Begitu Rasulullah Saw melihatnya maka Beliau langsung melompat tanpa sempat lagi mengenakan sorbannya karena merasa begitu senang. 

Begitu Rasulullah Saw kembali duduk, Ikrimah masih berdiri di hadapan Rasulullah Saw lalu berkata: “Ya Muhammad, Ummu Hakim memberitahukanku bahwa engkau telah menjamin keamanan untukku.” Nabi langsung menjawab: “Ia benar, dan engkau sekarang aman!” Ikrimah bertanya: “Engkau mengajakku untuk apa, Ya Muhammad?” 

Rasul menjawab: “Aku mengajakmu untuk bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, membayar zakat…” dan Rasul menyebutkan rukun Islam semuanya. Ikrimah menjawab: “Demi Allah, engkau mengajak tiada lain untuk menuju kebenaran. Engkau hanya menyuruh hal yang tiada lain adalah kebaikan.” 

Kemudian ia menambahkan: “Demi Allah, dulunya bagi kami sebelum berdakwah seperti sekarang engkau adalah orang yang paling jujur saat berbicara dan orang yang paling baik.” Lalu ia mengulurkan tangannya sambil berkata: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Engkau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.” Lalu ia berkata lagi: “Ya Rasulullah, ajarkan hal terbaik yang mesti aku ucapkan!” Rasul menjawab: “Ucapkanlah: Asyhadu an La ilaha illa-llahu, wa anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu!” Ikrimah bertanya: “Lalu apa lagi?” 

Rasul menjawab: “Ucapkanlah:Aku mempersaksikan kepada Allah dan kepada orang yang hadir pada saat ini bahwa aku adalah seorang muslim, mujahid dan muhajir!” Lalu Ikrimah pun mengucapkannya. Begitu usai mengucapkannya, Rasul Saw langsung bersabda: “Sejak saat ini, setiap kau meminta sesuatu yang aku berikan kepada orang lain, pasti akan aku berikannya juga kepadamu.” Ikrimah berkata: “Aku memintamu untuk memintakan ampunan bagiku atas setiap permusuhan yang pernah aku lakukan terhadapmu, atau setiap perjalanan perang yang aku lakukan untuk menyerangmu, atau tempat perang di mana aku memerangimu, atau setiap perkataan yang aku pernah ucapkan dihadapanmu atau di belakangmu!” 

Rasulullah Saw lalu berdo’a: “Ya Allah berilah ampunan kepadanya atas setiap permusuhan yang pernah ia lakukan terhadapku. Atas setiap perjalanan perang yang pernah ia lakukan untuk memadamkan cahaya-Mu. Dan ampunilah ia atas apa yang pernah ia lakukan terhadap kehormatanku saat berhadapan denganku ataupun saat aku sedang tidak ada.” 

Maka wajah Ikrimah langsung cerah dan ia berkata: “Demi Allah ya Rasulullah, semua harta yang pernah aku berikan untuk menghalangi jalan Allah, maka akan aku berikan lagi berlipat ganda di jalan Allah. Dan setiap korban yang pernah aku bunuh dalam menghalangi jalan Allah, maka aku akan membunuh jumlah yang berlipat ganda di jalan Allah!” 
    
Mulai hari itu, Ikrimah bergabung dengan pasukan dakwah sebagai seorang penunggang kuda yang berani di medan laga. Dia menjadi seorang yang amat kuat beribadah, selalu membaca Kitabullah di mesjid-mesjid.Ia pernah menaruh AlQur’an di wajahnya sambil berkata: “Inilah kitab Tuhanku… kalam Tuhanku.. dan ia menangis karena takut kepada Allah. 
    
Ikrimah memenuhi janjinya kepada Rasulullah Saw. Setiap kali kaum muslimin melakukan perang pasti ia ikut bersama mereka. Tidak pernah ada rombongan yang di utus Rasulullah Saw untuk berperang, kecuali Ikrimah sudah ada di barisan terdepan mereka.  Pada perang Yarmuk, Ikrimah melakukan duel dengan Iqbal Al Zhami’di sebuah genangan air yang dingin pada saat hari begitu panas. 

Pada suatu kesempatan kaum muslimin terjepit. Ikrimah turun dari kudanya dan mematahkan sarung pedangnya. Ia menerobos barisan bangsa Romawi. Khalid bin Walid langsung mengejarnya dan berkata: “Jangan kau lakukan hal ini, ya Ikrimah! Jika engkau tewas maka hal ini akan membuat barisan muslimin menjadi lemah.” 

Ia menjawab: “Biarkan aku, ya Khalid! Engkau sudah lama bergaul dan mengenal Rasulullah Saw. Sedang aku dan ayahku, kami adalah orang-orang yang dulunya amat memusuhi Beliau. Biarkan aku menebus segala kesalahanku yang terdahulu.” Lalu ia berkata: “Dulu aku sering berperang melawan Rasulullah Saw, apakah hari ini aku mesti berpaling untuk melawan bangsa Romawi?! Ini tidak boleh terjadi!”  

Lalu ia berseru kepada pasukan muslimin: “Siapa yang bersedia untuk rela mati?” Maka pamannya Al Harits bin Hisyam, Dhirar bin Al Azwar dan 400 orang lagi dari pasukan muslimin yang bersedia melakukannya. Akhirnya mereka semua berperang di bawah kepemimpinan Khalid bin Walid ra dengan begitu semangatnya dan mereka melindungi Khalid dengan begitu hebatnya. 

Peperangan Yarmuk semakin menghebat dan kemenangan berpihak pada pasukan muslimin, dan di tanah Yarmuk kini terdapat 3 orang mujahidin yang menderita luka parah. Ketiganya adalah: Al Harits bin Hisyam, Ayyasy bin Abi Rabi’ah dan Ikrimah bin Abu Jahl. Al Harits berteriak meminta minum. Begitu air minum dibawakan kepadanya, ia menoleh ke arah Ikrimah… lalu berkata: “Berikan air ini kepadanya!” 

Begitu air dibawakan kepada Ikrimah, ia menoleh ke arah Ayyasy dan berkata: “Berikan air ini kepadanya!” Begitu mereka membawakan air kepada Ayyasy, rupanya Ayyasy sudah tewas. Begitu mereka kembali lagi kepada Al Harits dan Ikrimah, rupanya keduanya pun sudah tiada. Semoga Allah Swt meridhai mereka semua dan memberikan kepada mereka minuman dari telaga Al Kautsar yang tidak pernah merasakan haus lagi untuk selamanya dan menganugerahkan mereka dengan lebatnya kebun Firdaus sebagai tempat mereka menetap.

Sumber : Dr. Abdurrahman Ra’fat al-Basya, 65 Orang Shahabat Rasulullah SAW 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.