Jalan menuju ukhuwah memiliki sejumlah tahapan, syang seorang muslim tidak bisa menggapai ukhuwah dengan saudaranya kecuali dengan jalan melalui tahapan-tahapan tersebut. Masing-masing tahapan memiliki rambu-rambu dan etika-etikanya.
a) TAARUF Kata ta'aruf berarti saling mengenal, misalnya kata ta 'araftu ila fulan yang berarti saya memperkenalkan diri kepada si fulan Tidak termasuk dalam pengertian taaruf jika konteksnya membanggakan diri dengan garis keturunan, pangkat, status sosial maupun harta, karena itu semua bukanlah ukuran yang tepat untuk mengenal manusia, sebab ukuran yang benar adalah 'amal shalih dan ketaqwaannya kepada Allah SWT Saling mengenal diantara muslim merupakan wujud ketaatan kepada Allah SWT. (Qs. 49:13).
Yang demikian itu mengharuskan seorang muslim mengenal saudaranya seiman, namanya, nasabnya status sosialnya, bahkan ia harus mengetahui apa-apa yang disukainya dan yang tidak disukainya, sehingga dapat membantunya jika ia berbuat baik, memohonkan ampun untuknya jika ia bersalah dan mencintainya jika ia bertaubat.
Dari Anas RA, Nabi SAW bersabda, "Empat hak orang muslim yang harus kau tunaikan, yaitu hendaklah engkau menolong orang yang berbuat baik, memintakan ampun bagi yang berbuat dosa, mendoakan kebaikan bagi yang berpisah dan mencintai orang yang bertaubat diantara mereka" (HR Ad Dailami)
.
b) TA'ALUF, artinya bersatunya seorang muslim dengan muslim lainnya. Ta'aluf berasal dari kata ilf yang artinya persatuan, i'talafa an-nasu artinya orang-orang bersatu dan bersepakat. Kata ulfah juga serupa dengan kata ilf yang memiliki makna kecintaan Allah SWT kepada orang-orang yang beriman, yang mana Allah telah mempersatukan hati mereka (Qs. 3:103 8:63). Pada dasarnya kecintaan itu haruslah untuk Allah dan karena Allah. Apabila seorang muslim memiliki sifat lapang dada, bersih hati dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan ini merupakan sifat aslinya, maka ia akan bersatu, mencintai dan tertarik kepada keduanya.
Dari Abu Huraira, Nabi SAW bersabda, "Ruh-ruh itu ibarat tentara-tentara yang terkoordinasi, yang saling mengenal niscaya bersatu, sedangkan yang tidak saling mengenal niscaya berpisah" (HR Muslim).
Sabdanya lagi, "Orang mukmin itu mudah disatukan, tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bisa menyatu dan tidak bisa mempersatukan" (HR Ahmad). Jika sesama mukmin tidak bisa bersatu berarti ada masalah diantara salah satu pihak atau keduanya, sebab jika keduanya mukmin semestinya pasti bisa bersatu.
c) TAFAHUM. Ini diawali dengan kesefahaman dalam prinsip-prinsip pokok ajaran Islam, lalau dalam masalah-masalah cabang yang pelru difahami bersama. Prinsip-prinsip yang hgarus difahami oleh setiap muslim adalah hendaknya mereka berpegang kepada aturan Allah (Qs. 4.175 3:101), hendaknya mereka berpegang teguh kepada Tali Allah yaitu Al Qur'an) diantara akhlaq Al Qur'an (Qs. 23:1-11), tolong menolong dalam menaati Allah dan Rasul-Nya (Qs. 4:13), mengadakan ikrar untuk menolong Dinullah dan membela Al Haq, betapapun resiko yang harus ditanggung (Qs. 47:7 22:40 Ghafir : 51) dan berupaya menghilangkan sebab-sebab timbulnya permusuhan, kebencian dan perpecahan (Os. 3:103 8:46 49:9)
d) RI'AYAH DAN TAFAQUD. Pengertian ri'ayah dan tafaqud adalah hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan saudaranya agar ia bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya tersebut metnintanya, karena pertolongan adalah hak salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan. Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, ia bersabda, "Barang siapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa menutup aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya".
e) TA'AWUN, yaitu ssaling membantu. Allah telah memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk saling membantu dalam melaksanakan kebaikan, yang disebut dengan kata Al-Birr dan dalam meninggalkan kemungkaran yang disbeut dengan Taqwa Ta'awun adalah buah dari Ri'ayah dan Tafaqud. Sabda Nabi, "Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada seseorang karena dakwah yang kau sampaikan kepadanya, sungguh hal itu lebih baik bagimu daripada unta merah". (HR Abu Dawud, dari Sahi bin Sa'ad RA)
f) TANASHUR la masih sejenis dengan ta;awun tetapi lebih dalam, ia lebih menggambarkan cinta dan loyalitas. Tanashur bisa berarti tidak inginnya seseorang menjerumuskan saudaranya yang lain kepada sesuatu yang dibenci/tidak disukai, mencegahnya dari melakukan kebathilan dan kemaksiatan, menolongnya dalam taat dan patuh kepada Allah dan Rasul, menolongnya menghadapi segala sesuatu yang menghalangi dakwahnya, menolongnya baik ketika menzhalimi maupun dizhalimi. Tanashur tidak akan terjadi jika tidak ada pengorbanan dari masing-masing pihak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.