Kitab-Kitab Kajian Bahasa Arab

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Image result for kitab kitab tafsir

A. KITAB TAFSIR AL QUR'AN
Tafsir Alquran (Arab: تفسير القرآن‎) adalah ilmu pengetahuan untuk memahami dan menafsirkan yang bersangkutan dengan Al Quran dan isinya berfungsi sebagai mubayyin (pemberi penjelasan), menjelaskan tentang arti dan kandungan Al Quran, khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak di pahami dan samar artinya. Kebutuhan umat Islam terhadap tafsir Al Quran, sehingga makna-maknanya dapat dipahami secara penuh dan menyeluruh, merupakan hal yang mendasar dalam rangka melaksanakan perintah Allah (Tuhan dalam Islam) sesuai yang dikehendaki-Nya.

Tafsir bi al-Ma`tsur
Dinamai dengan nama ini (dari kata atsar yang berarti sunnah, hadits, jejak, peninggalan) karena dalam melakukan penafsiran seorang mufassir menelusuri jejak atau peninggalan masa lalu dari generasi sebelumnya terus sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Tafsir bi al-Matsur adalah tafsir yang berdasarkan pada kutipan-kutipan yang shahih yaitu menafsirkan Alquran dengan Alquran, Alquran dengan sunnah karena ia berfungsi sebagai penjelas Kitabullah, dengan perkataan sahabat karena merekalah yang dianggap paling mengetahui Kitabullah, atau dengan perkataan tokoh-tokoh besar tabi'in karena mereka pada umumnya menerimanya dari para sahabat.

Tafsir-tafsir bil ma'tsur yang terkenal antara lain: 
3. Tafsir Ad Dararul Ma'tsur fit Tafsiri bil Ma'tsur (karya Jalaluddin As Sayuthi); 
6. Tafsir Baqy ibn Makhlad.

Tafsir bi ar-Ra'yi
Seiring perkembangan zaman yang menuntut pengembangan metode tafsir karena tumbuhnya ilmu pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah maka tafsir ini memperbesar peranan ijtihad dibandingkan dengan penggunaan tafsir bi al-Matsur. Dengan bantuan ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu qiraah, ilmu-ilmu Alquran, hadits dan ilmu hadits, ushul fikih dan ilmu-ilmu lain seorang mufassir akan menggunakan kemampuan ijtihadnya untuk menerangkan maksud ayat dan mengembangkannya dengan bantuan perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada.

Beberapa tafsir bir ra'yi yang terkenal antara lain: 
1. Tafsir Al Jalalain (karya Jalaluddin Muhammad Al Mahally 
     dan disempurnakan oleh Jalaluddin Abdur Rahman As Sayuthi);
2. Tafsir Al Baidhawi; 
3. Tafsir Al Fakhrur Razy; 
4. Tafsir Abu Suud; 
5. Tafsir An Nasafy; 
6. Tafsir Al Khatib;
7. Tafsir Al Khazin.

Tafsir Kontemporer, antara lain:
1.Kitab Tafsir Al-Qur an Al-Hakim (Tafsir Al-Manar), Muhammad Rasyid Ridho;
2. Kitab Tafsir Al-Maraghi, Ahmad Musthafa Al-Maraghi;
3. Kitab Mahasinu At-Ta’wil, Jamaluddin Al-Qasimi;
4. Kitab Tafsir Fii Dzilali Al-Qur an, Sayid Quthub;
5. Kitab Tafsir Al-Wadhih, Muhammad Mahmud Al-Hijazi;
6. Kitab Tafsir Al-Jawahir, Thantawi Jauhari;
7. Kitab Taisiru At-Tafsir, Abdul Jalil Isa;
8- Kitab Al-Mushhaf Al-Mufassar, Muhammad Farid Wajdi;
9. Kitab Al-Hidayah wa Al-‘Irfan, Abu Zaid Ad-Damanhuri;
10. Kitab Shafwatu Al-Bayan, Husnain Makhluf;
11. Kitab Fathu Al-Bayan, Shidiq Hasan Khan;
12. Kitab Tafsir Al-Hadits, MuhammadIzzah Darwazah;
13. Kitab Durru Al-Asrar, Mahmud Muhammad HAmzah Ad-Damasyqi;
14. Kitab At Tafsir Al-Hadits Lil Qur an, Hafidz Isa Ammar;
15. Kitab Adhwaa’u AL-Bayan, Syaikh Muhammad Asy-Syanqithi;

B. KITAB-KITAB HADITS
1. Sahih Al-Bukhari. 

Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Bukhari, dikenal juga dengan Al-jami Al-Musnad As-Sahih Al-Mukhtasar Min Umur Rasulilah SAW Wa Sunanihi Wa Ayyamihi. Berdasarkan judul yang dkemukan Imam Bukhari tersebut, Hadits yang dikatakan sahih dalam kitabnya adalah hadis yang bersambung sanadnya sampai kepada Rasulullah SAW. Ada Hadits yang sanadnya terputus atau tanpa sanad sama sekali, namun hadis tersebut hanya bersifat pengulangan dan merupakan pendukung terhadap Hadits yang sedang dibahas. Oleh sebab itu, Imam Az-Zahabi mengatakan bahwa kitab ini merupakan kitab yang bernilai tinggi dan paling baik setelah Al-Qur’an. 

Selama 16 tahun Imam Bukhari berkeliling ke berbagai wilayah Islam untuk menemui para guru Hadits dan meriwayatkan hadis dari mereka. Dalan mencari kebenaran suatu Hadits, ia secara tekun menemui para periwayat Hadits tersebut sehingga yakin benar bahwa Hadits itu sahih. Sahih al-Bukhari memuat Hadits sahih yang diseleksi Imam Bukhari dari 600.000 hadis yang dihafalnya. Hadits tersebut diterimanya dari sekitar 90.000 perawi Hadis. Berdasarkan informasi dalam Mausu’ah Al-Hadits As-Syarif (ensiklopedia Hadits) yang dikeluarkan oleh Kementerian Wakaf - Majelis Tinggi Urusan Islam Pemerintah Mesir, bahwa sahih Al-Bukhari memuat sebanyak 98 tema (kitab), dengan 7563 koleksi Hadits Nabi di dalamnya. 

2. Sahih Al-Muslim. 

Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Muslim. Hadits dalam kitab ini disusun berdasarkan sistematika fikih yang topiknya sama dengan Sahih Al-Bukhari. Menurut mausuah Hadits Syarif, bahwa Sahih Muslim memuat 57 tema (kitab) dengan 7748 koleksi Hadits di dalamnya. Kitab ini merupakan hasil seleksi Imam Muslim dari 300.000 Hadits yang dihafal Imam Muslim. Imam Muslim tidak mengemukan syarat terlalu ketat dalam menuliskan Hadits pada kitabnya jika dibandingkan dengan Imam Al-Bukhari. 

Sekalipun mengemukakan syarat yang sama, yaitu sanad Hadits bersambung serta diterima dari dan oleh orang yang adil dan dapat dipercaya, keduanya berbeda pendapat mengena syarat antara murid (penerima hadis) dan guru (sumber hadis). Menurut Imam Muslim, murid dan guru tidak harus bertemu, tetapi ckup bahwa keduanya sama-sama hidup satu masa (Al-Mu’asarah). Namun Imam Al-Bukhari mensyaratkan, murid dan guru harus bertemu (Al-Liqa’). Atas dasar ini, ulama Hadits menempatkan Sahih Al-Bukhari lebih baik dari Sahih Muslim meskipun mereka sepakat menyatakan bahwa kedua kitab tersebut memuat Hadits sahih. 

3. Sunan Abu Dawud. 
Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Abu Dawud. Menurut mausuah Hadits Syarif, Sunan Abi Dawud memuat 42 tema (kitab) dengan 5276 koleksi Hadits di dalamnya, 4.800 hadis di antaranya merupakan Hadits hukum. Diantara Imam yang enam yang termasuk dalam Al-Kutub As-Sittah, Abu Dawud merupakan Imam yang paling fakih. Oleh sebab itu, Sunan Abi Dawud dikenal dengan sebagai kitab Hadits hukum, sehinga ulama Hadits fikih mengakui bahwa seseorang Mujtahid cukup merujuk Sunan Abi Dawud di samping Al-Qur’an. 

4. Sunan at-Tirmiziy. 

Kitab ini juga dikenal dengan Nama Jami’ At-Tirmizi. Kitab ini disusun oleh Abu Isa Muhammad At-Tirmizi. Menurut mausuah Hadits Syarif, bahwa Sunan At-Tirmiziy memuat 46 tema (kitab) dengan 4415 koleksi Hadits di dalamnya. Sunan At-Tirmizi memuat beberapa istilah ilmu Hadits yang belum pernah diungkap oleh para pakar Hadits sebelumnya, misalnya istilah Hadits hasan sahih, Hadits sahih garib (asing, ganjil), Hadits hasan garib, dan Hadits hasan sahih garib. Imam At-Tirmizi tidak menjelaskan pengertian istilah tersebut. Ulama Hadits sesudahnya mencoba untuk menjelaskan istilah yang digunakan Imam Tirmizi tersebut, misalnya: Ibn As-Shalah. 

5. Sunan an-Nasaiy. 

Kitab ini disusun oleh Imam An-Nasai. Kitab Hadits ini juga dikenal dengan nama Sunan Al-Mujtaba dan Sunan As-Sugra yang merupakan hasil seleksi dari Hadits yang terdapat dalam kitab As-Sunan Al-Kubra karya Imam An-Nasai sebelumnya. Menurut Mausuah Hadits Syarif, Sunan An-Nasaiy memuat 52 tema (kitab) dengan 5776 koleksi Hadits di dalamnya. Sunan An-Nasai disusun sesuai dengan sistematika fikih dengan mempergunakan bab yang menjelaskan serta mengistinbatkan berbagai hokum yang dikandung suatu hadis. 

Oleh karena itu, kitab in menjadi rujukan para ahli fikih setelah Sahih Al-Bukhari dan Sahih Muslim, karena kualitas Hadits yang ada di dalamnya menempati posisi dibawah kedua kitab hadis tersebut dan di atas Sunan Abi Dawud dan Sunan At-Tirmizi. 

6. Sunan Ibnu Majah. 
Kitab hadis ini adalah karya Abu Abdullah bin Yazid Al-Qazwaini yang dikenal dengan Ibn Majah (209 H/825 M- 273 H/887 M). Kitab ini disusun oleh Imam Ibn Majah. Menurut Mausuah Hadits Syarif, Sunan Ibn Majah memuat 38 tema (kitab) dengan 4485 koleksi Hadits di dalamnya. Kitab Sunan ini adalah kitab Sunan yang ke-6, sebagaimana yang dinyatakan oleh Abu Al-Fadl Ibn Tahir Al-Maqdisi. 

Dalam kitab Sunan ini, menurut penilaian sebagain ahli, terdapat Hadits matruk dan maudu’. Walaupun demikian, Hadits ini tetap dimasukan ke dalam kelompok Kutub As-Sitah karena banyak Hadits yang sahih atau hasan, dan banyak pula Hadits yang tidak tercantum dalam kitab sebelumnya. 

7. Muwatha’ Imam Malik. 

Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Malik. Dan merupakan kitab Hadits yang tertua yang sampai ke tangan umat Islam saat ini. Imam Malik mengumpulkan Hadits yang dipandangnya kuat, fatwa para sahabat dan tabi’in, pendapat fikih yang disandarkan kepada konsensus penduduk Madinah, dan kemudian menjelaskan ijtihadnya sendiri dalam permasalahan yang dibahas. 

Bahkan sering ia mengemukakan kaidah usul fikih dalam mengistinbathkan hukum dari Hadits yang dibahas. Oleh karena itu, sebagain ulama hadai menganggap Al-Muwatha’ lebih dekat kepada fikih dari pada buku Hadits, karena banyak sekali persoalan fikih yang diaungkapkan dalam kitab tersebut. Al-Muwwatha’ disusun atas permintaan Abu Ja’far Al-Mansur (khalifah Abbasiyah, 137 H/754 M – 159 H/775 M). Menurut Mausuah Hadits Syarif, Muwatha’ Imam Malik memuat 61 tema (kitab) dengan 1861 koleksi Hadits Nabi di dalmnya. 

8. Musnad Imam Ahmad. 

Kitab ini disusun oleh Imam Ahmad bin Hambal, dikenal dengan Imam Hambali, merupakan kitab Hadits terbesar dan terbanyak memuat Hadits. Menurut Mausuah Hadits Syarif, Musnad Imam Ahmad memuat 1295 tema (kitab) dengan 28464 koleksi Hadits Nabi di dalamnya. Hadits dalam kitab ini disusun secara berurut, sesuai dengan nama sahabat yang meriwayatkannya dengan memperioritaskan sahabat besar terlebih dahulu, seperti Abu Bakar aAs-Sidik, Umar Ibn Al-Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. 

Di samping itu, prioritas mendahulukan riwayat sahabat juga ditentukan berdasarkan tempat tinggal meraka. Misalnya mendahulukan Sahabat yang bermukim di Madinah dari yang di Mekah. Hadits dalam kitab ini diakhiri dengan riwayat para sahabat wanita yang dimulai dengan Aisyah binti Abi bakar, Fatimah Az-Zahra, Hafsah binti Umar, dan istri Nabi lainya. Hadits dalam Musnad Ahmad bin Hambal yang ada sekarang ini tidak seluruhnya diriwayatkan oleh Imam Hambali sendiri, tetapi juga oleh Abdulah bin Ahmad bin hambal (anak Imam hanbali) dan Abu Bakr Al-Qutai’I(dari Abdullah bin Ahmad bin Hambal). 

9. Sunan Ad-Darimiy. 

Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Ad-Darimi. Menurut Mausuah Hadits Syarif, Sunan Ad-Darimiy memuat 24 tema (kitab) dengan 3567 koleksi Hadits Nabi di dalamnya. Kitab ini disusun berdasarkan sistematika ilmu fikih namun di dalamnya terdapat Hadits yang sama sekali tidak berkaitan dengan fikih. 

Kitab ini juga dikenal dengan Musnad Ad-Darmi, sedangkan penyusunan Hadits di dalamnya tidak mengikuti metode Al-Musnad. Namun demikian, Ad-Darimi juga memilki kitab Hadits yang lain yang disebut Al-Musnad dan dianggap oleh para ahli Hadits sebagai kitab sahih. 

10. Sunan Ad-Daruquthniy. 

Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Ad-Daruquthni (Abu Hasan bin Umar Ad-Daruquthni) pada abad ke- 4 hijriyah. Menurut Mausuah Hadits Syarif, Sunan Ad-Daruquthniy memuat 31 tema (kitab) dengan 4898 koleksi Hadits Nabi di dalamnya. 








11. Musnad Al-Khumaidiy. 

Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Al-Humaidy. Menurut Mausuah Hadits Syarif, Sunan Al-Khumaidiy memuat 183 tema (kitab) dengan 1361 koleksi Hadits Nabi di dalamnya. 








12. Sunan Al-Baihaqiy 

Kitab Hadits ini disusun oleh Imam Al-Baihaqi. Kitab ini juga dikenal dengan nama Kitab Sunan Al-Kubra. Menurut Mausuah Hadits Syarif, Sunan Al-Baihaqiy memuat 72 tema (kitab) dengan 22340 koleksi Hadits Nabi di dalamnya. Imam Al-Baihaqi adalah seorang ahli Hadits terkemuka dan pengikut Mazhab Syafi’i. Ia adalah seorang saleh dan sederhana, serta menganut teologi Asy’ariyah. 

Nama lengkapnya adalah Abu bakar Ahmad bin Al-Husain bin Ali bin Musa Al-Khorujirdi (334 H/994 M – 458 H/1066 M). untuk belajar Hadits, Al-Baihaqi mengembara ke beberapa negara dan belajar pada seratus ulama, antara lain Abu Hasan Muhammad bin Husain Al-Alawi dan Al-Hakim Abi Abdillah Muhammad bin Abdullah. Meskipun dipandang sebagai ahli Hadits terkemuka, Al-Baihaqi tidak cukup mengenal karya Hadits At-Tirmizi, An-Nasai, dan Ibn Majah. Ia juga tidak berjumpa dengan buku Hadits atau Musnad Ahmad bin Hambal (imam Hambali). Ia menggunakan Mustadrak Al-Hakim karya Imam Al-Hakim secara bebas. 

Munurut Zz-Zahabi, kajian Al-Baihaqi dalam Hadits tidak begitu besar, tetapi ia mahir dalam meriwayatkan Hadits karena ia benar-benar mengetahui sub bagian Hadits dan para tokohnya yang telah muncul dalam isnad. Karya Al-Baihaqi, Kitab As-Sunan Al-Kubra (terbit di Hydarabad, India, 10 jilid, 1344-1355) merupakan karya yang paling terkenal. Menurut As-Subki (ahli fikih, usul fikih dan hadis), tidak ada sesuatu yang lebih baik dari kitab ini, baik dalam peneyesuaian penyusunannya maupun mutunya. Pemahaman terhadap Al-Quran dan As-Sunah Al-Maqbulah dilakukan secara konprehensif integralistik baik dengan pendektan tekstual maupun kontekstual.


C. TSAQAFAH ISLAMIYAH

Khazanah pengetahuan keislaman termasuk dalam khazanah pengetahuan yang paling besar di dunia. Khazanah pengetahuan tersebut hingga kini tersimpan dalam berbagai kitab-kitab bahasa Arab. Sebagai seorang muslim yang ingin terus mempelajari ajaran-ajaran Islam, tentu menjadi keinginan kita bersama untuk mempelajari kitab-kitab tersebut. 

1. Aqidah

2. Syariah
TARIKH AT-TASYRI AL-ISLAMI
Muallif       : Syaikh Muhammad al-Khudhari Bik
Muhaqqiq  : Sayyid Shekh Bin Idrus Alaydrus
Spesifikasi : 17 cm x 24 cm; 240 hlm.
Kartoon/ Kertas Putih       Rp 90.000
Kartoon/Kertas Kuning      Rp 80.200

Deskripsi : Syaikh Muhammad al-Khudhari Bik (w. 1345 H.) menulis kitab tentang sejarah pemberlakuan hukum Islam yang berkembang sejak masa Rasulullah saw, shahabat, tabiin, hingga kemunculan para Imam mujtahid. Sejarah yurisprudensi dan produk hukum yang dihasilkan dari masa ke masa diuraikan secara singkat dan sederhana, sebagai pengenalan bagi para pelajar yang sedang mengkaji qh, ushul qh dan sejarah keberlakuan hukum Islam

USHUL AL-FIQH
Muallif       : Al-Ustaz Abdul Wahab Khalaf
Muhaqqiq  : Sayyid Alwi Abubakar Muhammad Assegaf
Spesifikasi : 17 cm x 24 cm; 208 hlm Kertas Putih
Kartoon          Rp 75.000  
Ghilaf             Rp  65.000

Deskripsi : Prof. Abdul Wahab Khalaf (w. 1956 M.) menegaskan tujuan mempelajari ushul qh adalah menerapkan kaidah-kaidah, teori dan pembahasan dalil-dalil secara terperinci dalam rangka menghasilkan hukum syariat yang diambil dari dalil-dalil tersebut. Dalam kitabnya ini, beliau membahas pengantar ilmu ushul qh, landasan hukum (dalil) dalam syariah, produk hokum (al-ahkam) syariah, kaidah ashliyah lughawiyah dan kaidah ushuliyah tasyriiyyah.

Penulis membagi bukunya dalam empat bagian pembahasan: pertama mengenai dalil-dalil syariah, seperti Al-Quran, as-sunnah, ijma, qiyas, istihsan, almashlahatul mursalah, `urf, ishtishhab, dan lain-lain. Kedua mengenai hukumhukum, ketiga tentang kaidah ushuliyyah lughawiyah, keempat kaidah ushuliyyah tasyriiyyah. Sebagai elaborasi kasus dalam studi ini, penulis kerap membandingkan dengan aturan dan perundang-undangan Negara Mesir yang telah diundangkan pada saat buku ini dipublikasikan

3. Akhlaq

4. Shiroh 
TARIKH AL-KHULAFA
Muallif       : Imam Jalaluddin As-Suyuthi
Muhaqqiq  : Sayyid Alwi Abubakar Muhammad Assegaf
Spesifikasi : 17 cm x 24 cm; 480 hlm
Kartoon / Kertas Putih          Rp 132.600

Deskripsi : Imam Jalaluddin as-Suyuthi (w. 911 H.) telah menulis sejarah khalifah dalam Islam. Uraiannya meliputi latar belakang, kondisi masyarakat, peradaban yang mengemuka di setiap pemerintahan dan tokoh yang wafat di masa khalifah tersebut. Diawali dari Khulafaur Rasyidun (11 H - 40 H) pemerintahan sayyiduna alHasan
ra. (40 H.), lalu Khilafah Bani Umayyah (40 H -133 H) dan Khilafah Bani
AbbasiyahBaghdad (133 H - 656 H). 

Pasca invasi mongol, selama tiga setengah tahun dunia Islam tidak memiliki khalifah, hingga muncul Khilafah Bani Abbasiyah di Mesir Para Khalifah Bani Abbasiyah Inilah yang diuraikan dalam kitab ini sejak khalifah pertama hingga penulis menuliskan kitab ini (660 H. - 903 H.).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.