Syu'aib ( شعيب), nasabnya menurut Ibnu Katsir adalah Syu'aib bin Yasijan bin Lawiy bin Ya’qub. Ia diperkirakan hidup sekitar 1600 SM - 1500 SM. Ia adalah seorang nabi yang di utus kepada kaum Madyan. Ia di angkat menjadi nabi pada tahun 1550 SM. Namanya disebutkan sebanyak 11 kali di dalamAl-Qur'an dan ia wafat di Madyan. Rasulullah SAW menyebutkan Syuaib dengan Khatibul Anbiyaa karena kefasihan bahasanya, bobot perkataan dan sastranya ketika mengajak kaumnya untuk beriman kepada Allah.
Syu'aib adalah salah satu dari 4 nabi bangsa Arab. Tiga nabi lainnya adalah Hud, Shaleh, dan Muhammad. Ia seorang nabi yang dijuluki juru pidato karena kecakapan dan kefasihannya dalam berdakwah. Syu'aib secara harafiah artinya "Yang Menunjukkan Jalan Kebenaran". Menurut kisah, Syuaib termasuk kaum Ibrahim yang beriman kepada Allah setelah peristiwa pembakaran Ibrahim AS, ia termasuk sekelompok orang yang ikut hijrah ke Syam dan dinikahkan dengan salah satu dari puteri Luth AS.
Syu'aib ditetapkan oleh Allah untuk menjadi seorang nabi yang tinggal di timur Gunung Sinai kepada kaum Madyan dan Aykah. Yaitu kaum yang tinggal di pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai. Masyarakat tersebut di sebut karena terkenal perbuatan buruknya yang tidak jujur dalam timbangan dan ukuran, juga dikenal sebagai kaum kafir yang tidak mengenal Tuhan. Mereka menyembah berhala bernama al-Aykah, yaitu sebidang tanah gurun yang ditumbuhi pepohonan atau pepohonan yang lebat.
Ibnu Katsir menuturkan, Penduduk Madyan adalah satu kaum Arab yang tinggal di kota Madyan, terletak di daerah Ma’an di ujung daerah Syam di samping tepian kota Hijaz dekat dengan laut tempat ditenggelamkannya kaum Luth. Mereka muncul dalam rentang waktu yang sangat dekat dengan musnahnya kaum Luth. Madyan sendiri adalah nama sebuah kabilah yang terdiri dari anak keturunan Madin bin Madyan bin Ibahim Al Khalil. Nabi mereka adalah Syuaib AS.
Penduduk Madyan juga terkenal karena kebanyakan berbuat curang dalam timbangan dan takaran, suka membegal para kafilah dan sesembahan mereka ditujukan kepada berhala. Syu'aib memperingatkan perbuatan mereka yang jauh dari ajaran agama, namun kaumnya tidak menghiraukannya.
وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ وَلا تَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِنِّي أَرَاكُمْ بِخَيْرٍ وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُحِيطٍ (٨٤)
“Dan kepada (penduduk) Mad-yan (kami utus) saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, Sesungguhnya aku melihat kamu dalam Keadaan yang baik (mampu) dan Sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)." (Qs 11:84)
Syu'aib menceritakan pada kaumnya kisah-kisah utusan-utusan Allah terdahulu yaitu kaum Nuh, Hud, Shaleh, dan Luth yang paling dekat dengan Madyan yang telah dibinasakan Allah karena enggan mengikuti ajaran nabi. Namun, mereka tetap enggan, akhirnya Allah menghancurkan kaum Madyan dengan bencana melalui doa Syu'aib. Allah SWT membinasakan penduduk Madyan dengan gempa bumi. Maadyan merupakan sebuah perkampungan yang terletak di Ma'an di pelosok negeri Syam yang berbatasan dengan Hijaz dan dekat dengan danau Luth.
Kisah Syuaib dikisahkan setelah Allah mengisahkan Kaum Sodom dan Nabi Luth sebagai berikut: “Dan kepada (penduduk) Mad-yan (kami utus) saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, Sesungguhnya aku melihat kamu dalam Keadaan yang baik (mampu) dan Sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)."
Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. sisa (keuntungan) dari Allah[734] adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu" mereka berkata: "Hai Syu'aib, Apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar Kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak Kami atau melarang Kami memperbuat apa yang Kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat Penyantun lagi berakal[735]."
Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.
Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu. dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. mereka berkata: "Hai Syu'aib, Kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan Sesungguhnya Kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah Kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami."
Syu'aib menjawab: "Hai kaumku, Apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu?. Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan." dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. dan tunggulah azab (Tuhan), Sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu."
Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan Dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Mad-yan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa. (Qs 11:84-95)
[734] Yang dimaksud dengan sisa Keuntungan dari Allah ialah keuntungan yang halal dalam perdagangan sesudah mencukupkan takaran dan timbangan.
Azab kepada kaum Syuaib termasuk azab yang paling dahsyat yang diturunkan Allah, ia berupa awan panas (Qs 26: 189) selama beberaa hari kemudian diakhiri dengan gempa dahsyat (Qs. 7:91).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.