Nabi Ismail AS

 

Isma'il (إسماعيل). Nasabnya adalah Ismail AS bin Ibrahim AS, ia hidup sampai usia 137 tahun. Ia hidup sekitar 1911-1779 SM.  Isma'il adalah putera dari Ibrahim dan Hajar, kakak tiri dari Ishaq. Ia di angkat menjadi nabi pada tahun 1850 SM. Ia tinggal di Amaliq dan berdakwah untuk penduduk Al-Amaliq, bani Jurhum dan Qabilah Yaman. Namanya disebutkan sebanyak 12 kali dalam Al-Quran. Ia meninggal pada tahun 1779 SM di Mekkah.  Ia wafat di Al-Khalil (Hebron). Isma'il berasal dari dua kata "dengarkan" (ishma' اسمع) dan "Tuhan" (al/il ايل), yang artinya "Dengarkan (doa kami wahai) Tuhan.  

Perjuangannya sebagai berikut. Ismail AS adalah hamba Allah yang lulus ujian ketaatan dari-Nya saat akan di sembelih ayahnya Ibrahim AS. Bersama ayahnya, Ismail AS membangun Ka’bah di Baitul Haram sebagai pusat peribadatan sholat bagi muslim. 

Secara tradisional Ismail AS dianggap sebagai "Bapak Bangsa Arab", karena sejak beliau wafat berkembanglah anak cucu keturunannya yang dikenal sebagai bangsa Arab Ismailiyah yang menempati seluruh Jazirah Arab. 

Dalam kisah Ismail AS ini terungkap sebuah kisah awal mula perginya Ibrahim AS dan Hajar yang membawa bayi mereka yaitu Ismail. Pertama-tama yang menggunakan setagi (setagen) ialah Hajar ibu Nabi Isma'il dengan tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim tetapi belum juga hamil. 

Tetapi walau bagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Isma'il. Sebagaimana lazimnya seorang istri, Sarah merasa telah dikalahkan oleh Hajar sebagai seorang dayangnya yang diberikan kepada Nabi Ibrahim. 

Sejak itulah Sarah merasakan bahwa Nabi Ibrahim lebih banyak mendekati Hajar karena merasa sangat gembira dengan puteranya yang tunggal dan pertama itu. Hal ini yang menyebabkan permulaan ada keratakan dalam rumah tangga Nabi Ibrahim sehingga Sarah merasa tidak tahan hati jika melihat Hajar dan minta pada Nabi Ibrahim supaya menjauhkannya dari matanya dan menempatkannya di lain tempat. 

Untuk sesuatu hikmah yang belum diketahui dan disadari oleh Nabi Ibrahim, Allah mewahyukan kepadanya agar keinginan dan permintaan Sarah istrinya dipenuhi. Maka dijauhkanlah Isma'il bersama Hajar ibunya dan Sarah ke suatu tempat yang kelak di kenal bernama Mekkah. Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail disana, kemudian ia pergi menuju Palestina, tempat di mana Sarah sudah menunggunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.